Berita | Featured

SMK N 3 Yogyakarta Menyelenggarakan Praktik Baik Pengelolaan Sampah Dalam Rangka Memperingati Hari Sampah Sedunia

Lingkungan sekolah termasuk tempat yang sangat berpengaruh bagi pembelajaran akademik siswa. Hal itu, mampu mempengaruhi perkembangan sosial, emosional dan karakter siswa. Pengenalan lingkungan yang berbasis adiwiyata lebih prioritas pada budaya lingkungan yang sehat, bersih dan indah. Demi mewujudkan kelestarian lingkungan, perlu kesadaran diri agar lingkungan terbebas dari sampah.

Guru SMKN 3 Yogyakarta mengikuti kegiatan praktik baik dalam rangka memperingati hari sampah sedunia di ruang yudhistira, pada pukul 08:00-14:00 WIB. Agenda kegiatan dilaksanakan selama 3 hari, dimulai dari tanggal 13, 14 dan 15 Maret 2024. Berlangsungnya acara pada hari pertama, bapak/ibu guru diberikan pelatihan tentang kerajinan dari sampah kulit buah/sisa aneka buah (eco enzyme). Hari kedua, melestarikan kerajinan dari sampah plastik yang sudah dibersihkan. Hari ketiga, kerajinan dari bahan dus snack yang masih utuh. Peralatan yang mendukung untuk praktik baik tersebut yaitu: sampah botol air mineral ukuran 600 ml dan gunting.

Menjaga lingkungan sekolah dari sampah-sampah plastik dan sejenisnya menjadi kewajiban bersama dari seluruh warga sekolah. Sampah-sampah yang marak ditemukan di lingkungan sekolah mengakibatkan pencemaran yang merusak lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah dapat tercemar, merusak estetika dan menganggu kenyamanan terhadap proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, pentingnya partisipasi seluruh warga sekolah dalam menggerakkan program adiwiyata sangat diharapkan.

Penerapan konsep Adiwiyata di lingkungan sekolah dengan budaya 5 R yang berasal dari bahasa inggris yaitu: reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (daur ulang sampah), replace (mengganti), replant (menanam kembali). Budaya 5 R meliputi: ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin. Budaya lingkungan dilakukan dengan cara mengubah gaya hidup bersih, sehat dan nyaman.

Seluruh warga sekolah harus kompak dalam menerapkan program adiwiyata. Misalnya: dalam ruang lingkup siswa, guru memotivasi seluruh siswa untuk membersihkan sampah dan mereka dilatih membawa tempat makan sendiri.

Hal itu dilakukan, supaya seluruh warga sekolah lebih ramah terhadap lingkungan hidup. Perlunya semangat dan kesadaran diri dalam menerapkan sekolah berbasis adiwiyata. Harapannya dengan program adiwiyata, sekolah mampu menjadi tempat yang baik dan ideal. Adiwiyata memerlukan integrasi pelestarian lingkungan hidup dengan kesadaran diri seluruh warga sekolah secara berkelanjutan.

Rika Yuliastuti, M.Pd dan Chairul Anas, S.Pd (Tim Media dan Publikasi)

Similar Posts