SMKN 3 Yogyakarta Kolaborasi dengan Tim Riset BRIN/LPDP Deklarasikan Sekolah Damai
Yogyakarta, 25 April 2025 — Suasana penuh semangat menyelimuti Lapangan dan Balairung SMKN 3 Yogyakarta pagi ini dalam sebuah kegiatan istimewa Peace Day: Deklarasikan Sekolah Damai. Acara yang berlangsung dari pukul 07.00 hingga 10.15 WIB. Hal ini menjadi bagian dari inisiatif besar mewujudkan Sekolah Damai di bawah pendampingan Universitas Negeri Yogyakarta berkolaborasi dengan Tim Riset BRIN/LPDP.

Menurut Sarbini, S.Pd. (Waka Kesiswaan) mengatakan bahwa: “ Dipilihnya smk 3 sebagai pilot project sekolah damai karena smk 3 memiliki program ketarunaan. Program ketarunaan sendiri mengedepankan aspek fisik dan sikap. Dengan adanya sekolah damai ini harapannya kompetensi sikap siswa jadi terpenuhi dan lebih baik“.
Kegiatan Peace Day merupakan momentum penting bagi warga sekolah dalam mendeklarasikan komitmen mereka membangun budaya damai. Serangkaian acara seperti: pembacaan Deklarasi Sekolah Damai, simulasi komunikasi tanpa kekerasan, peluncuran Peace Corner, hingga aksi simbolik Gerakan Berbicara Tanpa Kata Kasar menjadi inti dari kegiatan.
Acara ini diikuti oleh perwakilan siswa, guru, staf sekolah, serta perwakilan dari Universitas Negeri Yogyakarta (Tim Riset). Para siswa secara aktif terlibat dalam setiap sesi, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap nilai-nilai damai yang diperkenalkan dan didiskusikan sepanjang kegiatan. Kegiatan berlangsung pada hari Jumat, 25 April 2025, bertempat di dua lokasi utama dalam lingkungan sekolah, yaitu Lapangan dan Balairung SMKN 3 Yogyakarta.

Dr. Eva Imania Ilyasa, M.Pd. (selaku tim riset) menegaskan bahwa “Perwakilan dari tim riset UNY, memilih SMKN 3 Yogyakarta karena memiliki kekhasan ketarunaan. Pendukung indikator dari sekolah damai manajemen sekolah dan guru-guru untuk menginternalisasikan nilai-nilai damai di kelas sehingga nilai-nilai tersebut bisa diimplementasikan di kelas”.

Peace Day diadakan sebagai bagian dari program pilot Sekolah Damai, harapannya di seluruh warga sekolah dapat menanamkan kesadaran akan pentingnya komunikasi yang empatik, penyelesaian konflik secara damai, serta membangun lingkungan belajar yang aman dan inklusif bagi semua.
Penulis,
Rika Yuliastuti, M.Pd. dan M. Fatahillah Akbar, S.Pd. (Tim Media dan Publikasi Humas)