SMKN 3 Yogyakarta Susun Dokumen SPAB untuk Wujudkan Sekolah Tangguh Bencana
Yogyakarta, 14 Oktober 2025 — Dalam upaya mewujudkan sekolah yang tangguh dan siap menghadapi bencana, SMK Negeri 3 Yogyakarta melaksanakan kegiatan Penyusunan Dokumen Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) pada 14–16 Oktober 2025 bertempat di Ruang Yudistira. Kegiatan ini mengusung tema “Mewujudkan Sekolah Tangguh dan Siap Menghadapi Bencana” dengan tujuan utama menyusun dokumen SPAB sebagai pedoman resmi bagi seluruh warga sekolah dalam melakukan pencegahan, penanganan, dan pemulihan saat terjadi bencana.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui workshop dan diskusi kelompok yang melibatkan berbagai unsur sekolah, antara lain kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan. Tim penyusun diketuai oleh salah satu pendidik dengan dukungan dari tim inti lintas jurusan. Kegiatan ini difasilitasi oleh praktisi SPAB, Muhammad Andrianto dan Mariana Pardede yang memberikan pelatihan, pendampingan teknis, serta validasi rencana aksi. Menurut panitia, penyusunan dokumen SPAB meliputi beberapa komponen utama, antara lain: analisis risiko bencana di lingkungan sekolah, rencana aksi mitigasi dan kesiapsiagaan, prosedur tanggap darurat, pembentukan tim siaga bencana sekolah, rencana pemulihan pascabencana, serta strategi edukasi dan sosialisasi bagi warga sekolah.
Kepala SMKN 3 Yogyakarta menyampaikan bahwa dokumen SPAB sangat penting karena Yogyakarta termasuk daerah rawan bencana, terutama gempa bumi dan letusan gunung berapi. “Sekolah harus memiliki pedoman yang jelas agar seluruh warga sekolah siap dan tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi,” ujarnya.Setelah dokumen SPAB selesai disusun, sekolah akan melakukan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah melalui rapat, pembelajaran di kelas, papan informasi, dan media digital sekolah. Dokumen resmi akan disimpan di ruang tata usaha dan diunggah ke website sekolah agar mudah diakses oleh semua pihak.
Proses penyusunan ini juga menjadi bagian dari program nasional Sekolah Aman Bencana, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara seluruh warga sekolah dalam membangun budaya sadar bencana. Rencana tindak lanjut mencakup simulasi tanggap darurat minimal dua kali setahun, edukasi rutin, dan evaluasi tahunan untuk memperbarui isi dokumen sesuai perkembangan kondisi di lapangan. Melalui kegiatan ini, SMKN 3 Yogyakarta berharap dapat menjadi contoh sekolah tangguh bencana yang tidak hanya aman bagi warganya, tetapi juga mampu menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar dalam membangun kesiapsiagaan terhadap berbagai potensi bencana.





