Penerapan Model Pembelajaran PJBL Berbasis TPACK Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Cerpen Berdasarkan Nilai Pada Teks Hikayat, Kelas X di SMK N 3 Yogyakarta
Pelaksanaan pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Proses yang dilakukan peserta didik terutama dalam implementasi kurikulum merdeka (IKM) menekankan keaktifan, salah satunya tentang literasi. Terutama literasi menulis perlu ditingkatkan agar menjadi kebiasaan positif bagi peserta didik. Implementasi kurikulum merdeka bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik, baik dari aspek materi maupun pengalaman belajar yang berlandaskan karakter Pelajar Pancasila. Beberapa faktor yang dapat mendukung tercapainya pembelajaran dalam IKM adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat dan media pembelajaran yang inovatif berbasis TPACK sehingga mampu menarik perhatian peserta didik. Hal itu didukung dari kemampuan guru dalam memberikan pembelajaran berdiferensiasi kepada peserta didik.
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah yaitu: media yang diterapkan oleh guru belum sepenuhnya sesuai dengan pembelajaran teknologi berbasis TPACK. Hal ini tentu tampak dari keaktifan peserta didik saat pembelajaran bahasa indonesia. Peserta didik masih banyak yang bermain handphone, tertidur, atau bercanda dengan temannya. Hal ini disebabkan oleh motivasi belajar siswa yang kurang. Adanya anggapan bahwa pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran sulit karena membutuhkan pemahaman maupun konsentrasi terhadap suatu teks/bacaan. Rendahnya literasi peserta didik. Dari sisi Bahasa Indonesia, guru Bahasa Indonesia masih banyak yang belum sepenuhnya menerapkan media pembelajaran teknologi berbasis TPACK. Guru sering memilih media dengan tampilan power point yang kurang menarik serta belum sepenuhnya mengintegrasikan materi dengan video yang ditayangkan.
Tantangan untuk mencapai tujuan yaitu:
1. Menerapkan media pembelajaran teknologi berbasis TPACK, dalam hal ini media pembelajaran terpilih menggunakan power point dengan tampilan Canva serta materi diintegrasikan dengan video dari youtobe, video yang dipilih tentang “Hikayat Si Miskin”, serta pengiriman konfirmasi hasil diskusi melalui google formulir.
2. Merencanakan pembelajaran dengan model PJBL, menyiapkan modul ajar (MA), Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), mengatur waktu, melakukan setting ruang kelas.
3. Menyiapkan alat seperti: leptop, speaker, modem, handpone, alat perekam dengan kelengkapan dan kualitas Teknologi Informatika yang lebih baik.
4. Pengenalan materi hikayat dengan penyampaian lebih menarik bagi peserta didik, saat pemutaran video.
5. Menyiapkan media yang menarik dengan durasi waktu yang tepat.
Langkah yang saya lakukan untuk menghadapi tantangan adalah :
1. Mempelajari berbagai macam media pembelajaran, khususnya pembelajaran berbasis TPACK, dalam hal ini dalam bimbingan dosen Universitas Ahmad Dahlan.
2. Dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran saya terlebih dahulu melihat dan menimbang materi pembelajaran yang sesuai dengan waktu/jadwal, melakukan konfirmasi pada bererapa pihak, memastikan ketersediaan alat dan bahan pembelajaran serta selanjutnya menyusun perangkat pembelajaran seperti modul ajar (MA) dan LKPD.
3. Media pembelajaran yang diterapkan dengan tampilan canva disertai video dengan materi yang lebih menarik dan media google formulir sebagai konfirmasi hasil diskusi yang praktis.
4. Memberi pengenalan dan pemahaman kepada siswa terkait materi teks hikayat yang cenderung masih sulit dipahami oleh peserta didik.
5. Saya mempersiapkan materi melalui Canva, video durasi yang tepat tentang hikayat “Si Miskin dan Marakarma” serta media google formulir untuk konfirmasi hasil diskusi yang lebih praktis.
Strategi pembelajaran yang digunakan yaitu saya memutuskan melakukan Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) materi tentang menulis cerpen berdasarkan nilai pada hikayat. Orientasi teks “Hikayat Si Miskin dan Marakarma”.
Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) materi tentang menulis cerpen berdasarkan nilai pada hikayat dilaksanakan 2 jam pelajaran (jpl) atau 2 x 45 menit. Pembelajaran ini dilakukan pada hari Selasa, 10 Januari 2023. Pembelajaran dilakukan pada jam pelajaran pertama dan kedua.
Pada hari Selasa, 10 Januari 2023, Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) melaksanakan 6 sintak, yaitu:
1. Pertanyaan Mendasar. Pada tahap ini peserta didik melihat tayangan video tentang hikayat Si Miskin dan Marakarma. Guru memberikan stimulus untuk memancing peserta didik agar mengajukan pertanyaan terkait video yang ditayangkan. Guru memberikan pertanyaan pemandu yang mengarahkan peserta didik pada memahami isi, pokok pikiran, nilai-nilai, dan menceritakan kembali isi nilai pada cerita rakyat (hikayat) ke dalam cerpen. Guru memaparkan materi melalui media Canva mengenai pengertian, pokok-pokok isi, nilai-nilai, dan langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan nilai pada hikayat disertai dengan tanya jawab dengan peserta didik.
2. Mendesain perencanaan proyek. Pada tahap ini peserta didik dibagi ke dalam kelompok (1 kelompok tediri dari 4 orang). Guru memberi tugas kepada peserta didik untuk membaca dan memahami teks hikayat yang berjudul “Hikayat Si Miskin dan Marakarma”. Guru membagi tugas kepada setiap anggota kelompok untuk memahami pokok-pokok isi dan menganalisis nilai-nilai dalam teks hikayat misalnya: A mendapat tugas memahami pokok-pokok isi, B menganalisis nilai-nilai dan seterusnya.
3. Menyusun jadwal. Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan proyek (tahapan-tahapan dan pengumpulan). Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek dengan memperhatikan batas waktu yang telah ditentukan bersama.
4. Memantau siswa dan kemajuan proyek. Guru memantau keaktifan peserta didik selama mengerjakan proyek, memantau realisasi perkembangan dan membimbing jika mengalami kesulitan. Peserta didik melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal dan tahapan yang telah disepakati bersama kelompok, merekam setiap tahapan yang dilakukan dan berdiskusi dengan guru jika ditemukan kesulitan.
5. Penilaian hasil. Peserta didik menyampaikan atau mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka, secara lisan menggunakan bahasa indonesia yang santun melalui LKPD yang telah dipersiapkan oleh guru. Guru dan kelompok lain memberikan apresiasi dan tanggapan kepada kelompok yang melakukan presentasi. Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi melalui LKPD dan google formulir.
6. Evaluasi pengalaman. Guru membimbing peserta didik dalam proses pemaparan hasil penugasan proyek dengan membacakan setiap kelompoknya. Setiap peserta didik memaparkan laporan hasil proyek yang dikerjakan, peserta didik yang lain memberikan tanggapan terhadap paparan proyek kelompok tersebut. Guru menanggapi hasil pemaparan proyek peserta didik, selanjutnya guru dan peserta didik menyimpulkan hasil proyek. Proyek yang direncanakan tentang menulis cerpen berdasarkan nilai pada hikayat dengan judul teks hikayat “Si Miskin dan Marakarma”.
Dampak aksi pembelajaran :
Melalui pengamatan observasi (pengamatan langsung) dan survei angket evaluasi pembelajaran, didapatkan bahwa seluruh siswa telah menunjukkan keaktifan belajar. Keaktifan ini ditunjukkan dengan indikator: (1) menyumbang ide/pendapat/jawaban pada kelompok; (2) menulis ide/pendapat/jawaban dalam kelompok (3) menjawab/merespon pertanyaan dan pernyataan guru; (4) bertanya kepada guru; (5) bertukar pikiran dengan anggota lain; (6) melakukan presentasi sebagai wakil dari kelompok.
Efektifitas
Dari hasil di atas maka tampak bahwa pembelajaran dengan media teknologi berbasis TPACK dan model Project Based Learning (PJBL) dengan tujuan pembelajaran menulis cerpen berdasarkan nilai pada hikayat (teks tentang hikayat Si Miskin dan Marakarma) dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini terjadi karena dengan adanya media pembelajaran yang menarik (Penyampaian materi dengan menggunaan power point Canva ditautkan video durasi yang tepat dan konfirmasi hasil diskusi melalui google formulir) sehingga peserta didik menjadi lebih antusias. Melalui cara belajar berkelompok maka peserta didik dapat berbagi dalam proses belajar. Maksudnya, ketika terdapat kendala/kesulitan dapat dimusyawarahkan bersama dalam menentukan solusi jawabannya.
Respon
Rekan guru lain menyambut baik, praktik baik yang saya lakukan dan menyarankan saya untuk, menerapkan media teknologi berbasis TPACK disertai model PJBL pada materi lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga capaian pembelajaran optimal.
Faktor keberhasilan dari kegiatan pembelajaran ini adalah adanya dukungan dari semua pihak, mulai dari kepala sekolah, Wakil kepala sekolah bidang kurikulum, rekan guru sejawat, kepala teknologi informatika, kepala bengkel listrik, maupun peserta didik yang terlibat dalam pembelajaran.
Pembelajaran dari seluruh proses ini adalah guru perlu terus mengembangkan kompetensinya, khususnya dalam hal penguasaan media dan model pembelajaran, dikarenakan permasalahan pembelajaran Bahasa Indonesia membutuhkan penyelesaian yang bersifat keberlanjutan. Demi peningkatan kemampuan literasi peserta didik yang semakin baik. Guru harus bersikap terbuka menerima kritik maupun melakukan evaluasi diri atas segala hal yang telah dilakukan selama pembelajaran di kelas.
(Rika Yuliastuti, M.Pd./Guru Bahasa Indonesia)