Artikel

Kartini Milenial Tonggak Peradaban

Kartini adalah tokoh perempuan pelopor kemajuan pendidikan wanita di Indonesia yang lahir pada 21 April 1879 di kota Jepara. Kartini terlahir sebagai seorang ningrat Jawa dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dengan Ngasirah. Kartini berhasil mendobrak kungkungan adat yang sangat bias terhadap jender, sehingga Presiden Soekarno pada tanggal 1 Mei tahun 1964 mengeluarkan Keppres No 108, menetapkan RA Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Menurut Kartini, Pendidikan wanita adalah kunci utama menuju jalan kemerdekaan wanita dan melepaskan diri dari belenggu adat serta kebudayaan feodal.

            Hari Kartini bertepatan dengan hari lahirnya RA Kartini, sebagai simbol bebasnya perempuan Indonesia dari kebutaan pendidikan dan pengetahuan. Kartini mampu mengubah cara pandang perempuan dalam perspektif masa depan untuk berperan lebih dari sekedar ‘konco wingking’. Perempuan dengan beragam kecakapan, mandiri dan sadar akan panggilan budinya adalah cita-cita Kartini. Selain itu, perempuan harus pandai mengatur rumah tangga, keuangan keluarga dan menjadi Ibu yang terdidik sehingga mampu menjadi pendidik yang baik dan bijaksana bagi anak-anaknya.

Peran Kartini dalam Kesetaraan Jender

Dalam amandemen UUD Pasal 28 D ditegasakan bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan persamaan kedudukan dalam hukum, pekerjaan, dan memperoleh yang sama dalam pemerintahan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan munculnya tokoh-tokoh perempuan yang berperan cukup signifikan di berbagai bidang. Sifat dasar feminisme dan maskulinnya perempuan menjadi modal pemimpin perempuan dalam mengembangkan sifat intuitif, berelasi dan kolabortif, mendahulukan dan memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan, peka rasa dan mudah memahami perasaan orang lain, cerdas, kreatif serta berpandangan luas.

Semangat Kartini mendorong perempuan berprestasi mencapai sukses dalam pendidikan dan karier. Dari data Buku Komisi Pemilihan Umum diperoleh informasi bahwa pada tahun 1955 keterwakilan perempuan diparlemen sekitar 5,06 % dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 17,32%. Sedangkan keterwakilan perempuan pada Kabinet Reformasi tercatat 2 orang Menteri perempuan, di tahun 2014 kebesertaan perempuan dalam Kabinert Kerja meningkat menjadi 8 orang dan pada Kabinet Indonesia Maju sebanyak 5 orang (Kompas.com). Fakta ini menunjukkan bahwa diskursus tentang emansipasi wanita di Indonesia sudah kelar.

Peletak Peradaban Keluarga

Perempuan milenial adalah perempuan harapan yang dinamis dan mampu beradaptasi terhadap pesatnya perkembangan teknologi. Banyaknya informasi dan kemudahan akses menjadikan perempuan milenial tidak bersifat fanatis, melainkan mudah menerima perbedaan serta kreatif mengembangkan kemampuan. Banyaknya perempuan sukses sebagai youtuber dan selebgram adalah salah satu contoh dari hasil kreatifitas perempuan milenial. Kemudahan mendapatkan beragam informasi melalui berbagai media sosial menjadi sarana pengembangan karya dan kreatifitas. Melalui pembudayaan berliterasi perempuan milenial mampu menjadi pejuang ekonomi keluarga, turut menganalisa serta bersama-sama mengambil keputusan.

            Kartini adalah sosok perempuan pembaca dan penulis sekalipun hidup di zaman yang belum maju. Kesadaran tentang pentingnya membaca dan menulis untuk mengintip dunia lain di luar dirinya adalah bagian dari sejarah yang harus diteladani. Perjuangan Kartini di tengah puritanisme jawa menunjukkan bahwa tidak ada hal tabu dalam beragama melainkan harus dipelajari dan didalami sesuai dengan ajarannya. Meneladani Kartini bukan hanya sebagai pejuang kesetaraan jender, akan tetapi sosok perempuan religius yang sarat dengan nilai-nilai keperempuanan, Feminisme, cerdas dan tangguh, disertai tindakan nyata untuk memajukan kaum dan bangsanya.

Sebagai pilar penting keluarga dan masyarakat, perempuan milenial merupakan tonggak peradaban awal dalam membangun keluarga dan masyarakat.  Keterampilan perempuan milenial dalam berliterasi menjadi penggerak proses belajar anak untuk menyiapkan generasi milenial bangsa yang cerdas, kritis, kreatif dan tangguh. Gelora semangat Kartini adalah kekuatan untuk melahirkan generasi milenial yang religius, cerdas mengolah informasi (benar-salah, baik-buruk) serta mampu memahami realitas kehidupan untuk mengembangkan potensi diri dan berkarya dengan kreatif-inovatif menyongsong masa depan gemilang.

Nurlaila Mahmudah (Guru Matematika)

Similar Posts