Perlu Kesadaran Siswa KMS
Hampir empat pekan kegiatan pembelajaran awal tahun ajaran dilaksanakan, dengan berbagai perkembangan kemajuan aktifitas siswa yang sangat beragam. Selain perkembangan yang bersifat positif, beberapa gejala kurang menggembirakan dari sebagian siswa juga sudah mulai tampak diantaranya dengan didapatinya beberapa siswa yang mangkir tanpa keterangan ataupun dengan keterangan yang tidak sesuai.
Perhatian sedikit lebih, tertuju pada beberapa siswa yang pada ahir tahun ajaran mempunyai catatan kurang menggembirakan sehingga harus tinggal kelas, ataupun naik kelas akan tetapi dengan catatan. Sebagian besar dari siswa bermasalah di sekolah negeri adalah siswa KMS, yang memiliki fasilitas lebih jika dibandingkan dengan siswa reguler baik dilihat dari sarat nilai, pembiayaan maupun kesempatan diperbolehkanya sekali untuk mengulang jika gagal naik kelas dengan fasilitas yang sama. Batapa sangat disayangkan jika kesempatan terahir itu tidak dapat dimanfaatkan oleh para siswa KMS yang tinggal kelas.
Sesuai dengan kebijakan pemerintah Kota Yogyakarta, bahwa bagi siswa KMS yang mempunyai masalah sehingga harus tinggal kelas, mereka masih mendapat kesempatan satu kali lagi untuk mengulang di tingkat yang sama, baik dengan pindah ke sekolah lain ataupun tetap bersekolah di sekolah yang sama. Bahkan untuk sekolah menengah atas siswa KMS yang tinggal kelas diperbolehkan mengulang dengan berpindah ke jurusan lain, karena disinyalir salah satu penyebab kegagalanya karena pemilihan jurusan yang kurang tepat. Analisa itu biasanya diperoleh setelah melalui pembahasan secara khusus oleh orang tua siswa, wali kelas guru BK dan anak itu sendiri. Dengan beralihnya jurusan yang sesuai dengan keinginan anak diharapkan kegagalan yang sama tidak akan terulang kembali.
Gejala awal yang kurang menggembirakan yang terekam oleh sekolah kaitannya dengan siswa KMS yang tinggal kelas tentunya membuat prihatin berbagai pihak, utamanya wali kelas, wali BK ataupun orang tua siswa itu sendiri. Kesadaran bahwa betapa beruntungnya mendapatkan fasilitas lebih dan sekolah gratis oleh pemerintah Kota Yogyakarta sepertinya belum dimiliki oleh sebagian siswa KMS yang tinggal kelas.
Oleh :
Dra. Nurlaila Mahmudah, guru matematika di SMK Negeri 3 Yogyakarta dan SMK Penerbangan Yogyakarta.
Dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat Rubrik Opini, Pikiran Pembaca hal 12, Selasa Legi, 9 Agustus 2016